
Di dalam gereja Katolik Bulan Mei dan Bulan Oktober memiliki makna tersendiri. Kedua bulan tersebut dianggap sebagai bulan yang dikhususkan untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Devosi sendiri merupakan praktek ungkapan iman umat yang spontan dan lebih bebas serta dapat dibawakan, baik secara pribadi maupun bersama. Dalam liturgi resmi, Gereja mengungkapkan dan melaksanakan dirinya secara resmi. Maka devosi harus bersumber pada liturgi dan mengantar umat kepada liturgi, sebab menurut hakekatnya, liturgi jauh mengungguli semua bentuk devosi[1]. Bulan Mei sering disebut dengan “Bulan Maria” dan Bulan Oktober sering disebut oleh umat Katolik sebagai “Bulan Rosario”. Pada bulan Mei di negara-negara empat musim seperti Eropa sedang mengalami musim semi. Kenapa musim semi dihubungkan dengan Bunda Maria? Hal ini dikarenakan Bunda Maria memiliki arti menjadi “Hawa yang Baru”. Hawa sendiri artinya Mother of all the living atau Ibu dari semua yang hidup (Kejadian 3:20). Bagi umat Katolik, Bunda Maria adalah “Hawa Baru” yang merupakan inti dari semua yang hidup. Oleh karena itu, hal ini menjadi tradisi umat Katolik bahwa bulan Mei merupakan bulan dimulainya sebuah kehidupan yang baru.

Bulan Mei dijadikan sebagai “Bulan Maria” atau masa satu bulan penuh untuk devosi kepada Bunda Maria yang pada awalnya diperkenalkan pada abad ke-13. Akan tetapi, praktik ini baru menjadi populer pada tahun 1700-an yang awalnya hanya dikenal oleh kalangan para Jesuit di Roma dan kemudian menyebar ke seluruh gereja. Pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon dan di penjara. Paus Pius VII memohon dukungan doa Bunda Maria agar beliau dapat dibebaskan dari penjara. Beliau berjanji apabila dibebaskan, maka beliau akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria. Setelah menunggu selama lima tahun Paus Pius VII dibebaskan atau lebih tepatnya pada tanggal 24 Mei dan Bapa Paus kembali ke Roma. Setelah berhasil dibebaskan pada tahun berikutnya Paus Pius VII mengumumkan hari perayaan Bunda Maria sebagai “penolong umat Kristen”. Dengan demikian devosi kepada Bunda Maria semakin menyebar dan ketika Paus Pius IX mengumumkan “Immaculate Conceptioml” atau “Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda” pada tahun 1854. Devosi kepada Bunda Maria yang dilakukan di bulan Mei sebagai bulan Maria semakin dikenal oleh gereja universal. Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, “The Month of May”, menjelaskan bahwa Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati dan bulan ini adalah kesempatan untuk penghormatan iman dan kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga.
Bulan Maria memiliki makna yang sangat penting dalam Gereja Katolik. Bunda Maria dianggap sebagai teladan manusia yang berserah pada kehendak Allah dan bersedia menjawab panggilan Allah dengan sepenuh hati. Dalam perjalanan hidupnya, Bunda Maria memiliki relasi yang sangat mesra dengan Putranya, Yesus Kristus, sejak ada dalam kandungan sampai wafat-Nya. Hal ini membuat Gereja Katolik memiliki keyakinan bahwa Maria sungguh-sungguh istimewa, baik di hadirat Allah maupun manusia. Bulan Mei sebagai Bulan Maria dimaksudkan sebagai ajakan untuk umat Gereja Katolik, untuk menghormati Maria sebagai Bunda Allah. Devosi kepada Bunda Maria melalui doa Rosario bukanlah pengganti ibadah kepada Allah, tetapi merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui perantara Bunda Maria. Melalui bulan Maria ini, kita sebagai umat Katolik diingatkan kembali akan peran Bunda Maria sebagai teladan iman dan keberkahan bagi kita. Devosi kepada Bunda Maria membawa perlindungan, penghiburan, dan arahan dalam kehidupan ini. Umat Katolik percaya bahwa Bunda Maria mendengarkan doa mereka dan membantu mereka dalam jalur spiritual. Berdoa Rosario adalah sarana untuk merasakan berkah dan menerima bimbingan spiritual dari Perawan Maria. Bulan Maria juga merupakan waktu terbaik untuk menghidupkan kembali nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Umat Katolik dipanggil untuk mempraktikkan kebajikan cinta, kesabaran, kerendahan hati, dan ketekunan yang dicontohkan oleh Bunda Maria dalam hidup sehari-hari. Bulan ini merupakan kesempatan refleksi bagi umat Katolik untuk mengevaluasi dan memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan melalui kehidupan dan teladan doa Bunda Maria.
Referensi :
Gereja ‘Anak Domba’ St. Yohanes Maria Vianney Paroki Cilangkap. Sama-sama Bulan Maria, Apa Bedanya Mei dan Oktober?
Yohanes Yupiter Alexander, dkk. 2024. Maria Bunda Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. KOMK Keuskupan Surabaya.
Karya : Brigita Eka